Proses Bisnis yang Wajib Diotomatisasi

Proses Bisnis yang Wajib Diotomatisasi untuk Produktivitas

Ditulis Oleh

Bagikan artikel ini

Daftar Isi

Banyak bisnis masih mengandalkan cara manual dalam menjalankan operasional sehari-hari, mulai dari pencatatan pesanan hingga pengelolaan stok. Padahal, semakin tinggi volume transaksi, semakin besar pula risiko kesalahan manusia dan waktu yang terbuang. Disinilah peran otomatisasi proses bisnis menjadi sangat penting bukan hanya untuk efisiensi, tetapi juga demi menjaga konsistensi dan akurasi kerja.

Beberapa studi dari McKinsey menunjukkan bahwa automasi dalam proses bisnis di sektor-industri tertentu dapat menghasilkan peningkatan efisiensi operasional sekitar 20-40%, serta pengurangan biaya operasional dalam area fungsi administratif hingga sekitar 10-20%. Ini menunjukkan bahwa automasi bukanlah sekadar tren, tetapi alat strategis penting untuk mempertahankan daya saing.

Infografis Proses Bisnis yang Wajib Diotomatisasi

Proses Penjualan dan Manajemen Pesanan

Proses pertama yang wajib diotomatisasi adalah manajemen pesanan (order management). Banyak bisnis kehilangan potensi pendapatan hanya karena salah mencatat pesanan, terlambat memproses, atau stok tidak ter-update.

Dengan sistem otomatis, setiap kali pelanggan melakukan pembelian, data pesanan langsung masuk ke dashboard penjualan dan otomatis mengurangi stok yang tersedia di gudang.

Selain itu, integrasi dengan sistem pembayaran dan ekspedisi memungkinkan pelacakan pesanan secara real-time. Bagi perusahaan-perusahaan yang menggunakan sistem pemesanan dan fulfilment dengan AI, mengalami peningkatan efektivitas yang tinggi pada proses order meskipun untuk saat ini angka persentasenya bervariasi tergantung industri dan kesiapan teknologi.

Pengelolaan Stok dan Inventaris

Inventaris adalah jantung operasional bisnis. Kesalahan kecil dalam pencatatan stok bisa menyebabkan kelebihan barang (overstock) atau kekurangan barang (stockout). Keduanya berpotensi menimbulkan kerugian finansial.

Dengan aplikasi stok barang otomatis, sistem dapat memperbarui jumlah barang setiap kali ada transaksi masuk atau keluar, memberikan peringatan ketika stok menipis, bahkan memprediksi kebutuhan restock berdasarkan tren penjualan sebelumnya.

Layanan Pelanggan dan Komunikasi

Interaksi pelanggan adalah salah satu proses paling krusial dalam menjaga loyalitas dan kepercayaan. Sayangnya, banyak bisnis kewalahan karena harus menjawab ratusan pesan pelanggan setiap hari.

Solusinya adalah dengan AI ChatbotĀ dan sistem pesan otomatis. Teknologi ini mampu menjawab pertanyaan umum pelanggan, menindaklanjuti pesanan, hingga mengonfirmasi pembayaran tanpa campur tangan manual.

Integrasi chatbot dilaporkan mempercepat respons pelanggan secara signifikan dan mengurangi waktu tunggu, meskipun persentase pastinya berbeda-bervariasi di setiap bisnis. Selain efisien, hal ini juga membuat pengalaman pelanggan lebih konsisten dan responsif.

Baca juga: Chatbot Indonesia, Teknologi Praktis Penunjang Bisnis

Pencatatan Keuangan dan Pelaporan

Faktor berikutnya yang tidak kalah penting untuk diotomatisasi adalah akuntansi dan pelaporan keuangan. Banyak pelaku usaha masih menggunakan spreadsheet manual untuk mencatat transaksi harian, yang rentan kesalahan input dan duplikasi data.

Melalui sistem keuangan otomatis, setiap transaksi penjualan langsung tercatat dalam laporan keuangan. Integrasi dengan bank digital, sistem pembayaran, dan invoice generator memungkinkan pelaporan dilakukan secara real-time.

Beberapa survei dan laporan industri menunjukkan bahwa perusahaan yang mengotomatiskan proses akuntansi dan rekonsiliasi transaksi mengalami penghematan waktu yang signifikan. Dalam beberapa kasus mencapai puluhan jam per bulan dibandingkan pendekatan manual.

Automasi Pemasaran

Selain operasional, proses pemasaran juga dapat diotomatisasi agar lebih efisien dan terukur. Melalui marketing automation, bisnis bisa mengatur jadwal kampanye promosi, melakukan segmentasi audiens, serta mengirim pesan yang lebih relevan berdasarkan perilaku pelanggan.

Misalnya, sistem dapat mengirimkan pesan otomatis kepada pelanggan yang belum menyelesaikan pembayaran atau memberikan penawaran spesial pada hari ulang tahun mereka. Dengan begitu, komunikasi terasa lebih personal tanpa harus dilakukan manual satu per satu.

Menurut berbagai laporan industri, termasuk Salesforce State of Marketing, bisnis yang menerapkan otomatisasi pemasaran dan personalisasi cenderung mengalami peningkatan konversi dibanding yang belum menggunakan otomatisasi

Baca juga: Optimalkan Penjualan lewat Aplikasi Balas Chat Otomatis

Pengelolaan Karyawan dan Absensi

Bagi bisnis dengan banyak karyawan, otomatisasi dalam pengelolaan SDM juga sangat penting. Melalui HR automation system, proses absensi, cuti, hingga penggajian dapat dilakukan secara otomatis dengan data yang terhubung langsung ke sistem keuangan. Hal ini bukan hanya menghemat waktu administrasi, tetapi juga meminimalkan potensi kesalahan hitung dan keterlambatan pembayaran.

Analisis Data dan Laporan Bisnis

Salah satu keuntungan terbesar dari otomatisasi adalah kemampuan sistem untuk mengumpulkan dan menganalisis data bisnis secara menyeluruh. Mulai dari tren penjualan, perilaku pelanggan, hingga performa produk, semuanya dapat dipantau melalui dashboard analitik.

Dengan insight ini, pemilik bisnis bisa mengambil keputusan berbasis data (data-driven decision), bukan sekadar asumsi. Menurut Forrester Research (2024), perusahaan yang memanfaatkan data dari sistem otomatis memiliki peluang dua kali lebih besar untuk mencapai target pertumbuhan tahunan mereka.

Tantangan dalam Implementasi Otomatisasi untuk UMKM

Meski otomatisasi menawarkan banyak manfaat, mulai dari efisiensi waktu hingga penghematan biaya operasional, penerapannya pada tingkat UMKM sering kali tidak berjalan semulus yang dibayangkan. Ada beberapa tantangan umum yang membuat sebagian pelaku usaha ragu untuk beralih ke sistem otomatis, terutama karena faktor biaya, kemampuan tim, dan integrasi teknologi.

Biaya Awal Implementasi yang Tidak Sedikit

Salah satu hambatan terbesar bagi UMKM adalah biaya awal untuk mengadopsi sistem otomatis. Mulai dari pembelian software, pelatihan karyawan, hingga perangkat pendukung seperti komputer atau scanner, semuanya memerlukan modal tambahan.

Beberapa laporan media lokal Indonesia menyebut bahwa sebagian UMKM belum optimal digitalisasi karena modal, literasi digital, dan akses ke teknologi yang masih menjadi hambatan.Ā Namun, penting diingat bahwa otomatisasi adalah investasi jangka panjang. Biaya awal memang ada, tetapi hasilnya bisa terlihat dalam bentuk efisiensi, pengurangan kesalahan manusia, dan peningkatan kecepatan operasional dalam beberapa bulan saja.

Kurangnya Literasi Digital di Tim Operasional

Masalah kedua terletak pada kesiapan sumber daya manusia. Banyak pelaku usaha kecil masih terbiasa dengan cara manual mencatat stok di buku, menginput pesanan di Excel, atau membalas pelanggan secara satu per satu lewat WhatsApp. Peralihan ke sistem otomatis menuntut pemahaman teknologi dasar, mulai dari penggunaan dashboard hingga interpretasi data laporan.

Ini menjadi tantangan tersendiri bagi tim yang belum terbiasa menggunakan perangkat digital. Solusinya, pemilik usaha bisa memulai dengan software yang memiliki antarmuka sederhana, pelatihan bertahap, dan panduan video interaktif. Pendekatan ini lebih efektif dibanding langsung memaksakan sistem kompleks tanpa kesiapan tim.

Integrasi Antar Sistem yang Belum Sinkron

Banyak UMKM menggunakan beberapa aplikasi berbeda untuk keperluan bisnis satu untuk penjualan, satu untuk stok, dan satu lagi untuk laporan keuangan. Masalah muncul ketika ketiga sistem tersebut tidak saling terhubung. Akibatnya, data sering tumpang tindih, laporan keuangan tidak real-time, dan risiko human error meningkat.

Sebagai contoh, ketika ada transaksi penjualan, stok di gudang tidak langsung berkurang secara otomatis. Ini menyebabkan ketidaksesuaian data antara tim penjualan dan logistik. Solusi terbaik adalah memilih sistem all-in-one atau yang sudah mendukung integrasi API antar aplikasi. Dengan begitu, setiap perubahan data di satu sistem akan langsung tercermin di sistem lainnya tanpa perlu input manual.

Strategi Implementasi yang Terlalu Cepat Tanpa Evaluasi

Kesalahan umum lainnya adalah mencoba mengotomatisasi semua proses sekaligus tanpa perencanaan matang. Langkah ini justru bisa membuat tim kewalahan dan hasilnya tidak efektif.

Pendekatan yang lebih realistis adalah memulai dari satu proses paling kritis, misalnya manajemen stok atau pencatatan pesanan. Setelah sistem berjalan stabil, baru diperluas ke area lain seperti keuangan, marketing, dan layanan pelanggan.

Dengan strategi bertahap seperti ini, UMKM dapat menekan risiko kegagalan implementasi, sekaligus memberi waktu bagi tim untuk beradaptasi. Otomatisasi bukan tentang seberapa cepat bisa diterapkan, tetapi seberapa konsisten bisnis dapat menjalankannya dalam jangka panjang.

 

banner promosi dazo 3

Kesimpulan

Mengotomatisasi proses bisnis bukan hanya tentang mengikuti tren teknologi, tetapi tentang mengoptimalkan waktu, sumber daya, dan akurasi operasional. Semakin banyak proses yang bisa berjalan otomatis, semakin besar pula ruang bagi tim Anda untuk fokus pada inovasi dan strategi pertumbuhan.

Bila Anda mencari solusi yang bisa membantu dalam hal ini, Dazo menawarkan aplikasi Order Management System yang terintegrasi dengan sistem stok, penjualan, dan pengiriman. Dengan bantuan otomatisasi dan AI, bisnis dapat memproses pesanan lebih cepat, mengurangi kesalahan manusia, serta memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik.

Mulailah langkah efisiensi bisnis Anda bersama Dazo kelola pesanan, stok, dan pengiriman dalam satu sistem cerdas.

Referensi

Boosting machinery sector profitability via cloud-aided digitalization, 2019 (Mckinsey)

Meutya Hafid Dorong UMKM Tingkatkan Literasi Digital untuk Hadapi Era AI, 2024 (industri.kontan.id)

Artikel Terkait