Bagi banyak pelaku usaha, bergabung di marketplace seperti Shopee, Tokopedia, atau Lazada terasa seperti solusi praktis untuk mulai berjualan. Tanpa perlu membuat website sendiri, produk langsung bisa dipasarkan ke jutaan calon pembeli. Namun, semakin lama, banyak penjual mulai menyadari adanya ketergantungan yang bisa menghambat pertumbuhan bisnis jangka panjang.
Dibalik kemudahan itu, marketplace menyimpan risiko yang perlu disadari agar Anda bisa mengambil kendali penuh atas bisnis sendiri. Ingin tahu bagaimana Anda dapat membuat ekosistem penjualan sendiri tanpa harus takut terkena pajak tambahan? simak selengkapnya disini ya!
Kontrol Harga yang Terbatas
Marketplace memiliki ekosistem tersendiri yang mendorong perang harga. Produk Anda bisa jadi satu dari ratusan yang identik, sehingga calon pembeli cenderung memilih yang paling murah. Ini membuat banyak penjual terpaksa menurunkan harga, bahkan sampai merugi, demi bersaing.
Yang lebih menyulitkan, beberapa marketplace menetapkan batas diskon atau harga minimum, sehingga Anda tidak punya kebebasan penuh dalam menentukan margin. Saat ada event besar seperti 10.10 atau Harbolnas, Anda juga sering “didorong” untuk ikut program promo yang mengurangi keuntungan.
Tidak sampai situ, belum lama ini Pemerintah Indonesia juga mulai memberlakukan pungutan tambahan Pajak Penghasilan (PPh) Final 0,5% bagi seller dibeberapa platform marketplace dan ketentuannya pemotongan dilakukan langsung oleh marketplace. Alhasil? Biaya-biaya ini tentunya membuat margin keuntungan Anda berjualan di marketplace relatif sangat tipis.
Biaya Tambahan yang Jarang Dihitung
Meski terlihat gratis saat awal mendaftar, penjualan di marketplace tetap menyertakan biaya-biaya tersembunyi. Contohnya:
-
-
- Biaya admin per transaksi, biasanya 2%–5% tergantung kategori.
- Biaya layanan fitur iklan jika ingin produk tampil di halaman teratas.
- Biaya komisi program promo seperti gratis ongkir atau cashback.
-
Bayangkan jika margin keuntungan Anda hanya 10%, sementara biaya total dari marketplace bisa menyentuh 8%–9%. Margin bersih jadi sangat tipis, bahkan bisa rugi kalau ada retur atau pembatalan.
Strategi Penjualan Dibatasi
Marketplace punya algoritma sendiri yang menentukan produk mana yang ditampilkan. Bahkan jika Anda punya produk berkualitas, tetap bisa kalah visibilitas jika tidak membayar iklan. Akibatnya, strategi penjualan Anda jadi sangat tergantung pada sistem dan fitur dari platform tersebut.
Misalnya, Anda tidak bisa mengakses data lengkap tentang pelanggan seperti alamat email atau nomor telepon secara bebas. Ini membatasi kemampuan Anda untuk retargeting, membangun loyalitas, atau bahkan sekadar melakukan upselling.
Tidak Punya Database Pelanggan Sendiri
Salah satu aset paling berharga dari bisnis online adalah data pelanggan. Dengan informasi yang lengkap, Anda bisa mengirim promo ulang, mengingatkan keranjang belanja, atau membuat program loyalitas. Sayangnya, di marketplace, data ini dikendalikan oleh pihak platform, bukan oleh Anda.
Artinya, ketika Anda keluar dari marketplace, Anda kehilangan akses ke pelanggan-pelanggan lama. Anda harus membangun semuanya dari awal lagi jika ingin pindah ke platform lain.
Biaya Admin yang Terus Meningkat
Perubahan kebijakan marketplace sering kali membuat penjual harus beradaptasi dalam waktu singkat. Biaya admin bisa naik tanpa peringatan panjang. Misalnya, beberapa platform menambah tarif komisi, mengenakan biaya tambahan untuk kategori tertentu, atau mempersulit pencairan dana.
Dengan kondisi seperti ini, semakin sulit bagi pelaku UMKM untuk mengontrol arus kas dan proyeksi keuntungan.
Jadi, Apa Solusinya?
Bukan berarti Anda harus langsung keluar dari marketplace. Namun, Anda perlu mulai memikirkan channel penjualan alternatif yang lebih mandiri, seperti toko online milik sendiri. Dengan begitu, Anda bisa mengontrol harga, promosi, tampilan produk, dan terutama relasi langsung dengan pelanggan.
Baca juga: Marketplace Bikin Tergerus? Saatnya Punya Toko Online Sendiri
Bangun Kemandirian Bisnis dengan Toko Online Sendiri
Membangun toko online saat ini tidak lagi sesulit dulu. Dengan dukungan teknologi yang tepat, UMKM bisa punya website toko sendiri tanpa perlu kemampuan teknis yang rumit. Salah satu solusi yang bisa Anda pertimbangkan adalah Dazo.
Dazo menyediakan aplikasi toko online berbasis AI yang memudahkan UMKM menjual produk atau layanan melalui internet. Anda bisa:
-
-
- Mengelola pesanan langsung dari WhatsApp
- Membuat katalog digital yang interaktif
- Menyimpan data pelanggan otomatis
- Menjalankan promo dan diskon sendiri
- Memantau performa penjualan secara real-time
-
Yang paling penting, semua dilakukan dalam satu dashboard terpadu tanpa biaya admin per transaksi yang mencekik.
Kesimpulan
Marketplace memang bisa menjadi batu loncatan untuk mulai berjualan. Namun, terlalu bergantung padanya bisa membuat bisnis stagnan dan tak berkembang secara berkelanjutan. Mulailah perlahan membangun channel penjualan sendiri, di mana Anda punya kontrol penuh atas strategi, harga, dan pelanggan.
Gunakan Dazo sebagai solusi toko online cerdas, agar Anda bisa tetap dekat dengan pelanggan, meningkatkan profit, dan menjaga kemandirian bisnis Anda di tengah persaingan yang makin ketat. Jika Anda tertarik, kami siap bantu wujudkan toko online Anda sendiri lebih mudah, lebih efisien, dan 100% milik Anda.